Robert Mubage berkata, kami dengan sukses membebaskan Zimbabwe bukan untuk menjadikan negara jebakan Neo-Kolonial dan jerat neo-kolonialisme dari negara kolonial dan imperialis, kemerdekaan Zimbabwe juga bukan untuk melakukan rekonsiliasi dengan pemukim kolonial kulit putih untuk mempertahankan apa yang mereka rampas selama masa kekuasaan kolonialisme. Kebijakan Rekonsiliasi adalah kebijakan penghianatan terhadap perjuangan suci para pejuang revolusi kita.
Rekonsiliasi pada kenyataannya adalah bahwa kolonialitas sedang direhabilitasi. Itu seperti gosok kotoran dari Toilet di mukanya sendiri.
Mubage mengatakan, tanah hanya dapat dimiliki oleh orang asli Zimbabwa, diluar dari itu tidak berhak. Kolonial kulit putih, dan kelompok berwarna lain dan keturunan mereka telah lama tinggal di Zimbabwe, tetapi mereka tidak berhak memiliki tanah.
Pertama, masalah agraria dan kebangsaan saling berhubungan dan berlintas serta berbagi solusi. Kedua, tanah adalah sumber produksi utama, dan oleh karena itu tanah dan bangsa selalu seperti saudara kembar.
Alasan utama perang Chimurenga adalah ketidakpuasan orang-orang kulit hitam Zimbabwe yang tanahnya dirampas dan atas hilangnya tanah mereka maka perang melawan kolonial, dengan demikian perjuangan revolusioner bertujuan memulihkan tanahnya kepada pemiliknya yang sah, orang kulit hitam.
Ketiga, meskipun penjajah pemukim kulit putih dan keturunan mereka telah lama tinggal di koloni, namun hal itu tidak memberi mereka hak kepemilikan atas tanah.
Mereka hanya numpang dan tanah itu harus kembali kepada orang kulit hitam Zimbabwe sebagai pemilik sah.
Sumber: FB